Diversifikasi Desain dan Peningkatan Kualitas Produk Gerabah Panjangrejo Pundong Bantul dengan Teknik Modern Finishing

Program IbM Kelompok Pengrajin Gerabah Siti Kencono Aji di Desa Panjangrejo Pundong Bantul
Oleh : Arif Suharson & Indro Baskoro Miko Putro, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Telp. 081392052852/HP. 08156861048 Email : arifkeramos@yahoo.com/indrobaskoromp@gmail.com
ABSTRAK
Sebagian besar masyarakat pengrajin gerabah di Panjangrejo, Pundong, Bantul belum mengoptimalkan diri untuk membuat desain-desain baru ataupun mengaplikasikan teknologi finishing pada produk gerabahnya.Hasil produk gerabah biasanya berwujud souvenir yang pada umumnya dipasarkan dalam bentuk merahan dan hanya berdasarkan pesanan. Belum lagi system pengelolaan usaha dan manajemen yang masih seadanya, sehingga hasil produksi gerabah yang dikerjakan oleh pengrajin Panjangrejo belum dapat berkembang dengan baik.
Program ipteks bagi masyarakat (IbM) diharapakan mampu membantu permasalahan mitra dalam hal inovasi dan finishing produk gerabah di Desa Panjangrejo. Pengembangan desain diarahkan agar gerabah produksi masyarakat Panjangrejo tidak monoton berbentuk silindris, tetapi memiliki diversifikasi bentuk, dan lebih mengarah pada perbaikan mutu produk agar mampu menembus pasar global, sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat pengrajin gerabah Panjangrejo. Pelatihan manajemen dan pemasaran e-commerce melalui media on line juga menjadi sasaran program pemberdayaan masyarakat, agar pemasaran produk gerabahnya dapat menjangkau pasar yang lebih luas secara nasional maupun internasional.
PENDAHULUAN
Kabupaten Bantul banyak memiliki potensi sentra industri kreatif dimana hasil seni kreatifitas kerajinannya mampu menghidupi dan menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat yang menggeluti bidang kerajinan tersebut. Bahkan beberapa hasil seni kerajinan dari Kabupaten Bantul telah banyak yang dijual sampai ke mancanegara menembus pasar eksport. Hal ini membuktikan bahwa hasil produk seni kerajinan di Kabupaten Bantul memiliki kualitas unggul dan mampu memenuhi kuantitas produk yang diinginkan pasar industri kreatif.
Salah satu potensi keunggulan itu dibuat dari bahan gerabah yang memberikan dampak perekonomian bagi masyarakat, seperti yang ada di wilayah sentra gerabah Desa Kasongan.Desa Kasongan dikenal sebagai wilayah penghasil gerabah yang memiliki ciri khas seni tempel dan menjadi tempat wisata edukasi bagi pelajar untuk mengetahui proses pembuatan seni gerabah tradisional yang mendunia (Raharjo:2008). Bahkan bagi para pelancong atau buyer seni kerajinan untuk membeli hasil kerajinan gerabah yang unik tersebut.
Selain Desa Kasongan, Kabupaten Bantul juga memiliki wilayah penghasil seni gerabah yang memiliki ciri khas yaitu Desa Panjangrejo Pundong Bantul. Para pengrajin di Desa Panjangrejo Pundong membuat produk gerabah silindris dengan teknik putar handwheel yang berukuran kecil dan terkenal dengan gerabah souveniran. Gerabah dari Panjangrejo Pundong merupakan penyuplai kebutuhan gerabah untuk memenuhi pesanan produk gerabah yang berukuran kecil yang tidak mampu dibuat oleh pengrajin gerabah di Desa Kasongan. Tetapi sifatnya hanya mentah/abangan di dalam ilmu keramik disebut produk bisquit. Produk ini baru dibakar satu kali dengan suhu rendah berkisar antara 900-1060° C (Astuti, 2008:4) dan biasanya warnanya merah, kuning kemerahan, atau merah bata.
Produk setengah jadi dari Desa Panjangrejo yang bersifat abangan belum difinishing, kemudian disetorkan ke pemesan yaitu masyarakat Desa Kasongan yang oleh masyarakat Desa Kasongan produk abangan tadi diberi finishing cat. Terjadi jalinan kerjasama yang baik, walaupun terkadang keuntungan yang didapat tidak seimbang karena lokasi Desa Kasongan yang lebih dahulu menjadi pusat destinasi wisata yang maju. Sehingga daerah ini menjadi daerah potensial untuk menjual produk gerabah karena banyaknya tamu yang berkunjung, baik dari dalam kota atau luar kota yang ingin mengetahui proses produksi atau memang sengaja ingin membeli produk gerabah untuk souvenir atau hiasan interior dan eksterior ruangan.
Keadaan yang berlangsung ini membuat para pelaku pengrajin gerabah Panjangrejo amat tergantung dengan pesanan dan hanya melayani gerabah yang sifatnya abangan yang dianggap praktis dan tidak ribet karena harus memberikan finshing dalam produk gerabahnya.
Pandangan bahwa membuat finishing itu susah dan lama membuat daya kreasi gerabahnya monoton.Dan kalaupun ada pesanan bentuk yang baru biasanya proses pembuatan awalnya sangat lama dan cenderung untuk menolak dan kalau bisa mengerjakan produk yang sudah seperti biasanya dibuat. Terlebih lagi jika produknya berbentuk non silindris dan ukurannya agak besar.
Teknik putar handwheel yang biasa dilakukan menjadi alasan utama bahwa irama pembuatan produk silindris yang cepat dan mudah sering menjadi alasan utama untuk mengembangkan produk dengan desain-desain baru yang lebih variatif. Pola pikir inilah yang coba diubah dan diberikan pendampingan melalui program IbM agar beberapa masyarakat yang mau berubah kita ajak untuk melakukan pengembangan desain-desain baru, mencoba membuat diversifikasi produk dan melakukan finishing touch agar produk gerabah Panjangrejo meningkat harga jualnya.
Hal ini tentu akan meningkatkan nilai ekonomi masyarakat dengan melakukan inovasi produk dan teknik pemasaran yang berbeda tidak tergantung pasar yang ada di Desa Kasongan. Tetapi dapat menciptakan pasar sendiri yang membawa keuntungan dan Desa Panjangrejo dapat menjadi desa wisata gerabah yang dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata gerabah di Kabupaten Bantul selain Desa Kasongan.
KESIMPULAN
Sentra gerabah Panjangrejo Pundong Bantul menghasilkan produk-produk gerabah silindris dengan produk berukuran kecil yang sering disebut gerabah souveniran. Perkembangan dunia keramik modern menuntut bentuk diversifikasi produk dimana kebutuhan akan desain-desain produk gerabah tidak hanya berbentuk silindris. Konsumen menginginkan ada sentuhan produk yang kreatif dan inovatif selain bentuk-bentuk gerabah silindris.
Bentuk-bentuk tersebut dapat ditempuh dengan membuat produk gerabah non silindris. Untuk dapat mencapai bentuk non silindris hanya dapat dilakukan dengan teknik cetak atau sering disebut teknik reproduksi keramik.
Seiring dengan pencapaian bentuk-bentuk non silindris kreatif dan inovatif di sentra gerabah Panjangrejo sangat dibutuhkan keahlian teknik dan bahan tanah yang digunakan. Selain itu ini juga dibutuhkan sentuhan finishing yang baik agar produk gerabah mampu laku dijual di pasar global.
Finishing sangat berfungsi untuk menambah nilai estetis atau keindahan suatu produk. Selain itu juga dapat digunakan sebagai perlindungan yang menyesuaikan kegunaannya. Perlindungan melalui proses finishing tersebut mengakibatkan produk mampu menjadi lebih awet dan bisa digunakan lebih lama. Contohnya adalah finishing untuk produk-produk eksterior yang mampu memberi perlindungan terhadap cuaca seperti panas, dingin, dan hujan.
Melalui program IbM ini telah dilakukan pengembangan produksi dan teknik yang mampu mmembuat diversifikasi bentuk yang baik. Juga pengenalan finishing cat pabrikasi yang mudah diterapkan yang akan mengangkat harga jual produk gerabah masyarakat Panjangrejo Pundong Bantul.
Finishing produk dengan media dempul pada bodi layaknya cat mobil untuk memberikan diversifikasi finishing yang berbeda sesuai dengan kemauan pasar dan disesuaikan isu trend disain yang berkembang. Finishing dengan bahan cat pabrikasi ini paling mudah dilakukan dan mudah memperoleh bahan-bahan catnya di toko-toko cat di sekitar masyarakat pengrajin. Kita dapat melakukan finishing dengan cat tembok, cat poster, cat genteng, cat mobil, dan cat-cat lain yang dapat merekat pada bodi gerabah.
Keahlian dalam membuat karakter dengan cat dan ornamen pada bodi gerabah menjadi kunci keberhasilan yang mampu mengangkat harga jual produk. Yang demikian akan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat pelaku pengrajin gerabah di Panjangrejo Pundong Bantul dengan meningkatnya daya kreasi cipta inovatif pengrajinnya.
Komentar Terbaru