Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong Bantul

Pengembangan kawasan Gua Jepang menjadi destinasi wisata berbasis masyarakat (community-based tourism- CBT) sebagai alternatif wisata massal memberi kesempatan bagi industri pariwisata untuk tumbuh secara berkelanjutan dan harus dipahami sebagai pendekatan bottom-up yang menggabungkan masyarakat setempat dengan kemampuan pemerintah dalam memfasilitasi proses perencanaan dan pengembangan kawasan Gua Jepang menjadi destinasi wisata baru di Bantul. Jika dikembangkan dengan baik, CBT dapat menjadi(1) mekanisme yang menggerakkan partisipasi masyarakat setempat, kekuasan, wewenang, danjaminan dalam pengelolaan sumber daya alam, pengembangan lingkungan dandaya dukung, pengelolaan pembuangan limbah, peningkatan kesadaran dankebutuhan konservasi, peningkatan kualitas hidup, promosikebanggaan masyarakat, dan pengembangan organisasi pengelolaan masyarakat (Pokdarwis), (2) pengembangan budaya untuk mendorong apresiasi terhadap budaya yang berbeda, mendorong pertukaran budaya, dan mengembangkan budaya lokal, (3) kekuatan ekonomi masyarakat, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Eksplorasi desain kualitatif pengembangan Gua Jepang Pundong Bantul dengan konsep pariwisata berkelanjutan berbasis CBT menunjukkan bahwa kawasan Gua Jepang sebagai destinasi wisata beradadi daerah perbukitan yang terdiri dari gua buatan yang bersatu dengan alam, pemandangan alam, nilai sumber daya, dan keunikan nilai yang memadai sebagai objek wisatabaru. Sejumlah masalah yangditemukan terkait dengan aksesibilitas, infrastruktur, investasi, pengembangan destinasi, kewenangan kelembagaan dan manajemen.Selain itu, gua nomor 15 dan 16 berada di atas tanah milik warga. Program prioritasyang segera dilakukan adalah pemugaran gua, pengembangan akses jalan, istalasi listrik, dan air bersih.
Pendahuluan
One Billion Tourists and One Bilion Opportunities menunjuk pada sebuah prospek pariwisata ke depan semakin cerah dengan proyeksi pertumbuhan mencapai 10,3% pada 2030 (Arief Yahya, 2015) Power dan peran strategisnya dalam pembangunan perekonomian, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mampu menjadi bagian dari pemenuhan kebutuhan dan gaya hidup manusia, mampu menggerakkan jutaan manusia untuk mengenal alam, lingkungan dan budaya yang masayarkat domomistik maupun masyarakat global. Pergerakan jutaan manusia tersebut akan mampu menggerakkan mata rantai ekonomi yang saling terkait menjadi industri jasa yang memberikan kontribusi penting bagi perekonomian wilayah dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.
Goa Jepang di Kabupaten Bantul merupakan sebuah kawasan wisata sejarah yang memiliki berbagai potensi yang layak dikembangkan menjadi obyek wisata yang andal, Goa ini merupakan salah satu peninggalan Jepang di Yogyakarta pada masa Perang Dunia II. Goa atau lebih tepatnya bunker ini dibangun di atas tebing di daerah Pundong pada tahun 1942-1945 dan berfungsi sebagai tempat pertahanan sekaligus pengintaian musuh yang datang dari Pantai Selatan. Secara keseluruhan, terdapat 18 bunker yang saling berhubungan satu dengan lainnya dengan fungsi yang berbeda-beda di sini. Ada yang dilengkapi dengan menara pengintai, ruang pertemuan hingga dapur. Goa jepang ini berada di ketinggian kurang lebih 400-500 meter.
Komentar Terbaru