Singkronisasi Sistem Kemalir dan Pengairan Berselang dalam Upaya Pengendalian Gulma dan Hama Keong Emas pada Berbagai Macam Penanaman untuk Optimalisasi Produktivitas Padi Sawah
Penulis :
- Nur Fatimah, Mahasiswa Semester IVA STPP Magelang Jurluhtan Yogyakarta
- Suharno, Dosen Pembimbing STPP Magelang Jurluhtan Yogyakarta
Gulma dan hama Keong Emas merupakan permasalahan yang serius pada tanaman padi sawah. Serangan jasad pengganggu tersebut, menurut Tjitrosoedirjo et, al, 1984 dapat menurunkan produksi secara kuantitatif maupun kualitatif, kerugian akibat serangan hama mencapai 37%, akibat serangan penyakit 35%, dan gulma 29%. Upaya khusus (upsus) peningkatan produktivitas bisa ditempuh melalui pengelolaan berbagai sistem tanam yaitu sistem tanam tegel dengan jarak renggang, sistem tanam jajar legowo dengan sisipan, dan sistem tanam telapak macan.Sedangkan optimalisasi produktivitas padi dengan rekayasa teknologi penerapan sistem kemalir dan sistem pengairan berselang, mampu mencegah penurunan produktivitas pada varietas Situbagendit. Sistem pembuatan kemalir untuk memudahkan pengendalian hama Keong Emas, dan memudahkan pengaturan pengairan berselang. Sedangkan pengairan berselang untuk mensinkronkan antara pertumbuhan gulma sebagai makanan/inang dangan keberadaan populasi hama Keong Emas. Sinkronisasi hama Keong Emas dengan gulma, diharapkan hama keongtidak menyerang tanaman padi, dan gulma yang berkompetisi interspesifik dengan tanaman padi, dapat ditekan populasinya oleh hama Keong Emas.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sinkronisasi sistem kemalir dan pengairan berselang pada 4 sistem tanam terhadappertumbuhan dan produktivitas padi (Orya sativa L), untuk mengetahui sinkronisasi hama Keong Emas dengan gulma, untuk mengetahui populasi hama Keong Emas dan populasi gulma.Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan STPP Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta. Spesifikasi lahan berlokasi di Celeban Umbulharjo Yogyakarta, sawah irigasi teknis, jenis tanah Regosol, ketinggian tempat 109 m dpl. Waktu penelitian pada musim tanam II (bulan Maret – bulan Juni 2016). Metodepenelitian dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), perlakuan 4 macam penanaman : Tajarwo 2:1 (T1), Tajarwo 4:1(T2), Tegel (T3), dan Telapak Macan (T4). Setiap perlakuan dilakuan ulangan sebanyak 4 kali. Setiap petak percobaan dilakukan penerapan teknologi sistem kemalir dan pengairan berselang. Analisis statistik, dengan sidik ragam (Anova)untuk mengetahui pengaruh perlakuan, dan uji DMRT 5 % untuk mengetahui beda nyata antar perlakuan. Parameter pengamatan tinggi tanaman,jumlah anakan, jumlah anakan produktif(Malai), produktivitas, populasi hama Keong Emas, dan populasi gulma.Hasil penelitian menunjukan perlakuan macam penanaman berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman. Perlakuan empat macam penanaman berpengaruh nyata terhadap jumlah jumlah anakan, anakan produktif/calon malai, produktivitas, populasi hama Keong Emas, dan populasi gulma. Berdasarkan taksasi hasil dengan konversi yaitu : jumlah rumpun x jumlah anakan produktiv x jumlah bulir per malai x berat 1000 butir gabah, maka produktivitas GKP adalah penanaman Tajarwo 2:1 (T1) 8,8 ton/ha, Tajarwo 4:1(T2) 7,98 ton/ha, Tegel (T3)7,92 ton/ha, dan Telapak Macan (T4) 16,2 ton/ha. Terjadi sinkronisasi antara sistem kemalir dengan pengairan berselang. Terjadi sinkronisasi antara hama Keong Emas dengan gulma. Optimalisasi produktivitas melebihi potensi deskripsi padi varietas Situbagendit.
selengkapnya
04_singkronisasi_sistem_kemalir
Komentar Terbaru