TINJAUAN GEOGRAFI SOSIAL TERHADAP GEMPA BUMI
Pengertian geografi sosial dalam arti luas menyangkut seluruh aspek kegiatan manusia, sedangkan dalam arti sempit berarti hubungan manusia satu sama lain, baik sebagai individu maupun kelompok(keluarga, kekerabatan, penggolongan) (Daljoeni,1987). Dalam kaitan fenomena gempa bumi sebagai peristiwa alam/fisik yang tidak dapat d i p e n g a r u h i ma n u s i a , ma k a pembahasan sosial dalam arti luas nampaknya lebih tepat. Secara diametral antara geografi fisik dan geografi sosial (dalam arti luas yang selanjutnya sering disebut geografi manusia) nampak nyata dan mudah diidentifikasi. B. GEMPA BUMI DI YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA. Sabtu 27 Mei 2006 jam 5.53 pagi, siapa mengira menjadi hari yang sangat bersejarah. Hanya dalam waktu 57 detik, bumi bergoyang akibat penumbukan lempeng Indo Australia di dasar Samudera Hindia terhadap lempeng Eurasia mencapai saat kritisnya yang
me n g a k i b a t k a n p a t a h a n a t a u pergeseran lapisan batuan yang ada dikedalaman 15-30 km. Daya lenting patahan itulah yang menimbulkan getaran bumi maha dasyat, menyundul d a n m e n g g o y a n g B a n t u l , Yogyakar ta,Sleman dan Klaten (Kulonprogo,Gunungkidul,Magelang dan Boyolali terkena juga walaupun dalam skala kecil), meruntuhkan
ratusan ribu rumah penduduk dan merenggut lebih dari 6000 orang tewas serta melukai puluhan ribu orang lainnya. Luar biasa, kalau alam murka maka manusia tak berdaya.
C. GEMPA BUMI DAN AKIBAT YANG DITIMBULKANNYA
Sebagai seorang geograf, terlebih yang menekuni spesifikasi geografi manusia, maka pertanyaan dimanakah lokasi korban (meninggal dan lukaluka), bagaimana kondisi kesehatan, persediaan makanan,bagaimana permukiman (rumah,jalan), pelayanan umum (pasar,kantor,sekolah,rumah sakit),ekonomi dan transportasi menjadi topik-topik yang harus segera mendapat jawaban. Geografi manusia yang mempunyai c a b a n g – c a b a n g i lmu g e o g ra f i permukiman, geografi transportasi dan komunikasi, geografi pertanian, gepgrafi ekonomi, geografi sosial (dalam arti sempit) dan kependudukan masing-masing dapat menyumbangkan peranannya terutama penyediaan informasi dalam bentuk peta atau grafis,
sehingga stakeholder lainnya dapat segera mengatasi masalah dengan cepat dan tepat. Akibat gempa bumi seperti yang kita baca di mass media, baik cetak maupun elektronik, sungguh luar biasa, dan itu menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia.
D. ORANG MENINGGAL DAN LUKA-LUKA.
Orang yang meninggal mencapai 6000 lebih, persebarannya meliputi B a n t u l ( 4 1 4 3 ) , K l a t e n (1800),Yogyakarta (204) ,Sleman (75), Gunungkidul (84), Kulonprogo (24) danBoyolali (3). Orang yang luka-luka ( parah, berat dan ringan ) terutama patah tulang mencapai puluhan ribu (di Bantul saja 12.026 orang) dan tersebar disemua wilayah yang terkena gempa. Umumnya
mereka tidak sempat melarikan diri dari runtuhnya bangunan karena waktu yang sedemikian singkat dan karena struktur bangunan umumnya tidak tahan gempa. Akibatnya seluruh rumah sakit di Yogyakarta dan Bantul diserbu pasien, suasananya betul-betul mencekam, darah dimana-mana, erangan sakit, dokter dan perawat pontang panting melayani pasien.
Pasien tak dapat lagi tertampung di bangsal, mereka harus rela tidur diselasar dan bahkan di lapangan parkir. Tenda-tenda daruratpun segera didirikan, beberapa hari kemudian Tim
medis dari relawan masuk dan mendirikan rumah sakit lapangan.
tinjauan-geografi-sosial-terhadap-gempa-bumi
Komentar Terbaru