Studi Pemetaan I.ndustri Batu Bata di Kabupaten Bantul Tahun 2017
Industri batu bata tergolong industri kecil atau industri rumah tangga yang dapat meningkatkan kesejahteraan sebagian masyarakat khususnya di Kabupaten Bantul. Akan tetapi dari sudut pandang lingkungan cara memperoleh bahan baku utama untuk industri batu dapat merusak lingkungan jika tidak dilakukan dengan teknik yang benar. Oleh karena itu studi ini disusun untuk mengetahui distribusi industri batu bata di Kabupaten Bantul yang selanjutnya digunakan sebagai dasar analisis karakteristik industri batu bata, tingkat kerusakan lahan dan strategi pengelolaan lahan bekas tambang galian C. Deskriptif kualitatif dengan pendekatan keruangan digunakan dalam studi ini. Pendekatan keruangan dianalisis dengan aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk menghasilkan peta sebaran/distribusi industri batu bata di Kabupaten Bantul. Hasil analisis data menunjukan bahwa industri batu bata terdistribusi di tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Piyungan, Banguntapan, Pleret, Sewon, Jetis, Bantul dan Kasihan. Para pengrajin batu bata rata-rata berada dalam taraf ekonomi menengah ke bawah dengan tingkat pendidikan relatif rendah (sebagian besar hanya sampai SD atau SMP), kepemilikan industri sebagian besar adalah milik pribadi tetapi lahan tempat industri sebagian besar merupakan lahan sewa. Penghasilan Industri batu bata ditentukan oleh banyaknya batu bata yang diproses dalam satu kali proses produksi. Tingkat kerusakan lahan lahan tambang galian C dan bekas tambang galian C untuk industri batu bata yang terparah di Kecamatan Piyungan dan Banguntapan. Kebijakan strategi pengelolaan lahan bekas tambang tanah untuk industri batu bata dan strategi agar industri batu bata tidak merusak lingkungan disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan teknologi yang telah berhasil diterapkan di daerah lain. Teknologi tersebut tentu saja memiliki dasar keilmuan dan merupakan teknologi tepat guna dalam kasus yang sama atau hampir sama.
03-Batu Bata
Komentar Terbaru