Analisis Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) Pengguna Sepeda Motor, Mobil Pribadi dan Bus di Wilayah Yogyakarta dan Bantul terhadap Pengoperasian Kereta Api Perkotaan
Jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)meningkat secara signifikan, berdasarkan Provinsi DIY Dalam Angka 2016 jumlah penduduk DIY tahun 2015 tercatat 3.679.179 orang, tingkat pertumbuhan penduduk DIY tahun 2015 terhadap tahun 2010 mencapai 1,19% meningkat dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,98%. Komposisi terbesar yaitu pada kelompok usia produktif (25-59 tahun) sebesar 49,17%.Kondisi ini menggambarkan tingginya aktivitas masyarakat. Didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat serta jumlah
kepemilikan kendaraan pribadi yang semakin tinggi berdampak pada tingginya jumlah kendaraan di jalan dan berpotensi menimbulkan permasalahan lalu lintas seperti kemacetan, kecelakaan, polusi udara dankerusakan jalan. Untuk mencegah hal tersebut, pemikiran tentang pengoperasian transportasi umum massal mulai muncul yaitu kereta api perkotaan.
Kereta api merupakan salah satu moda transportasi yang menjadi primadona bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, ini dikarenakan kereta api dinilai dapat terjangkau oleh masyarakat dari berbagai kalangan baik kalangan atas, menengah maupun bawah. Masyarakat terutama yang
beraktifitas di area perkotaan sangat membutuhkan transportasi yang terjangkau, nyaman, aman dan yang terpenting dapat menjadi jawaban untuk mengatasi permasalahan lalu lintas.
Dalam merencanakan pengoperasian kereta api perkotaan diperlukan analisis tentang kemampuan membayar (ability to pay) dan kemauan membayar (willingness to pay) calon pengguna.Hal ini akan memberi kemudahan bagi pihak regulator maupun operator dalam menentukan besarnya tarif dan pelayanan yang akan diberikan, sehingga kereta api dapat dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat dan tidak merugikan operator
sehinggasemua pihak dapat menerima manfaat dari pengoperasian kereta api tersebut.
selengkapnya
judul3_2018
Komentar Terbaru