Peningkatan Tata Krama Siswa di Sekolah Melalui Bimbingan Kelompok Tehnik Sosiodrama
Pendidikan bukanlah upaya yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Tantangan dunia pendidikan pada artikel ini berhubungan dengan pembangunan karakter peserta didik dan generasi muda yang ingin diarahkan menjadi generasi berakhlak mulia penuh tata krama.
Derasnya arus informasi baik melalui media cetak maupun media elektronika telah mendominasi kehidupan sehari hari. Manfaat positif dari perkembangan tehnologi saat ini kadangkala tidak seimbang dengan dampak negatifnya. Salah satu dampak terbesar yang dapat dilihat adalah bergesernya nilai-nilai tata karma dan sopan santun dalam kehidupan, terutama dikalangan para remaja dan anak-anak sekolah. Dalam berperilaku individu cenderung berperilaku seperti apa yang mereka lihat. Bagi individu yang bisa memahami serta dapat membedakan hal-hal yang baik dan buruk tidak akan menimbulkan masalah. Akan tetapi bagi individu yang masih berkepribadian labil terutama para pelajar akan sangat rentan dalam menerima informasi tersebut.
Guna membentengi diri dari dampak teknologi yang kurang baik tersebut perlu membangun karakter yang kuat bagi para peserta didik. Penanaman nilai-nilai kepribadian, salah satunya dengan meningkatkan tata krama peserta didik. Karena tata krama, etika, atau sopan santun
adalah suatu tata nilai yang dijadikan sebagai pedoman dalam berperilaku. Tata krama dalam dunia pendidikan mengandung ukuran
baik dan buruk, benar dan salah, yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Pengertian tata krama menurut Darsono seperti yang dikutip oleh Christriyati Ariani dkk (2002:27), yaitu bahwa tata krama berasal dari bahasa jawa yang biasa diartikan dengan adat sopan santun atau dalam bahasa jawa disebut dengan unggah-ungguh yaitu adat istiadat yang berkaitan dengan interaksi sosial antar manusia baik di dalam keluarga ataupun di lingkungan masyarakat. Budi Artari (2008:1). Jika seseorang sopan ia akan dihargai dan dihormati orang lain.
Sebalikmya jika seseorang kurang sopan dalam bertindak, ia tidak dihargai dan dihormati orang lain. Jadi tata krama atau sopan santun dapat digunakan untuk menilai kepribadian orang lain.
Setiap individu atau peserta didik mempunyai potensi dan kesempatan yang sama untuk mewujudkan dan membentuk kepribadiannya masing-masing. Dimulai dari kebiasaan sehari-hari yang baik di rumah, dan melakukan latihan tata krama di sekolah. Hal tersebut bisa terwujud dengan dibantu dalam pembimbingan dan pengajaran.
selengkapnya
judul5_2018
Komentar Terbaru