Jurnal Riset Daerah Vol. XIX Nomor 3 Agustus 2019
Kami menerbitkan Jurnal Riset Daerah Edisi Reguler Volume XIX, No. 3 Agustus 2019, Edisi kali ini memuat hasil-hasil riset yang cukup bervariasi sebagai berikut:
- Analisis Perkembangan Batik Bantul, Penulis Sri Suryaningsum, Raden Hendri Gusaptono, Sri Luna Murdianingrum, Ni Putu Ayu Mas Sri Wulan, Rakyan Widowati TanjungBatik merupakan salah satu warisan budaya berupa kain bergambar. Kain batik memiliki banyak motif serta makna disetiap coretan yang tertuang pada selembar kain. Mengingat batik merupakan warisan budaya, generasi muda pun diharapkan mengetahui dan mengenal berbagai jenis motif batik yang ada. Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan batik di Kabupaten Bantul. Penelitian ini menggunakan metode observasi untuk pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan perkembangan batik di Kabupaten Bantul. Hasil dari penelitian yang dilakukan sejak Januari hingga bulan Juni 2019 ini adalah mengetahui bagaimana sejarah batik di Kabupaten Bantul. Mengulas mengenai motif serta makna yang terkandung di dalam batik khas Bantul. Dengan adanya perkembangan jaman dan teknologi, maka berpengaruh pula pada proses pengembangan batik serta berdampak kepada SDM (sumber daya manusia) yang dibutuhkan untuk menghasilkan batik dengan kualitas terbaik.
Kesulitan yang dihadapi dalam pengembangan batik ini adalah masih banyak pengusaha batik di Bantul yang belum bisa mengekspor sendiri produknya. Pemerintah mengakui bahwa tingkat permintaan ekspor kain batik terus meningkat tiap tahunnya. Namun karena kendala ini menyebabkan keterlambatan dalam pengiriman. Dengan demikian, sangat dianjurkan bagi pemerintah membuat pelatihan untuk pengiriman ekspor kain batik tersebut.
Pengusaha batik pun diharuskan untuk datang dan mengikuti pelatihan. Jika tidak ditakutkan adanya ancaman dari pengusahaa lain untuk merebut pangsa pasar ekspor. Selain itu membuat motif batik yang lebih inovatif juga dianjurkan agar lebih menarik perhatian wisatawan guna menaikan profit perusahaan. - Pola Manajerial Desa Wisata Berbasis Kontijensi: Usulan Pengembangan Eco-village Tourism di Kabupaten Bantul, Titik Kusmantini, Hendri Gusaptono, Darban Haryanto, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UPN Veteran Yogyakarta
Dosen Fakultas Pertanian, UPN Veteran Yogyakarta
Jl. SWK (104) Lingkar Utara, Condongcatur, Yogyakarta. Alamat email korespodensi: kusmantini_titik@yahoo.co.id
Batik tulis sebagai produk unggulan di Kabupaten Bantul, eksistensinya tersebar di beberapa wilayah dan desa Trimulyo sebagai satu desa sentra batik tulis di Bantul. Keanekaragaman motif batik di seluruh wilayah Indonesia membuat kebanyakan orang
kesulitan untuk mengenali keunikan motif batik di masing-masing wilayah atau sentra batik tulis. Beberapa seniman, telah mengklasifikasikan motif-motif batik nusantara untuk memudahkan pengenalan, klasifikasi dibedakan dalam dua tipe yakni ragam hias batik geometris dan ragam hias non geometris. Motif nitik sebagai satu keunikan karya perajin di desa Trimulyo merupakan ragam hias batik geometris. Untuk menjaga kekhasan motif tersebut sebagai satu keunikan Desa Trimulyo sebagai salah satu desa mitra Program Pendampingan Desa Mitra (PPDM) tim pengabdi LPPM UPN Veteran Yogyakarta selama 3 tahun (tahun 2017 s/d 2019) telah melakukan pendampingan secara berkelanjutan. Solusi program penguatan potensi batik nitik Trimulyo yag telah dilakukan mencakup Program penguatan kelembagaan paguyuban usaha bersama bagi perajin batik nitik Trimulyo, Program perbaikan kapasitas produksi yang ramah lingkungan, Program penguatan praktik pemasaran Program Penguatan kemandirian pasokan bahan baku pewarna alami, dan Program pengajuan paten merek dagang “Batik Nitik Trimulyo” dan Paten serta komersialisasi canting nitik. Sasaran program yang telah dicapai antara lain terbentuknya usaha kelompok dengan nama Paguyuban Batik Nitik Trimulyo dengan lokasi workshop dan showroom di dusun Kembangsongo, Desa trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Peningkatan kapasitas produksi dan penjualan sebesar 30%, Demplot Tanaman Indigofera jenis Arecta dan Tinctoria sebagai pelengkap paket wisata edukatif Desa trimulyo, Paten Merek Dagang dan Paten Alat membatik yakni Canting Nitik. - Teknologi Tepat Guna (TTG) Pada Industri Batik,Puryani, Laila Nafisah, Tri Wibawa,
Program Studi Teknik Industri, UPN “Veteran” Yogyakarta. Jln. Babarsari No.2 Tambakbayan Selam YogyakartaIndustri Batik Plalangan dan Mantaran merupakan industri pembuatan batik yang ada di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Proses produksi di industri ini masih dilakukan secara sederhana. Pada proses pembuatan pola batik posisi kaki ditekuk, leher menunduk dan badan
membungkuk. Posisi tersebut menimbulkan kelelahan dan keluhan yang berdampak pada kesehatan serta waktu penyelesaian yang lama. Proses pelorotan lilin menggunakan panci berisi air yang direbus di atas tungku kemudian selembar kain yang sudah dibatik dimasukkan dengan waktu selama ±5 menit/kain. Proses tersebut berisiko cidera terkena air/uap panas dari panci dan kelelahan pada saat mengaduk kain. Sedangkan pada proses pengeringan kain batik memanfaatkan sinar matahari. Oleh karena itu pada proses produksi di industri batik diperlukan teknologi tepat guna yang dapat meminimasi waktu proses dan cedera/keluhan. Penggunaan
TTG dapat mempercepat waktu proses pemolaan dan pelorotan lilin serta mengurangi resiko cedera/keluhan. - Pemanfaatan Teknologi Multimedia Sebagai Media Collaborative Customizers Desain Produk Gerabah Kelompok Pengerajin Gerabah Soronanggan,Oliver Samuel Simanjuntak, dan Heriyanto
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta
Jl. Babarsari 2 Tambakbayan, Yogyakarta, 55281 Telp/Fax: (0274) 485786
e-mail: oliver.simanjuntak@upnyk.ac.id, mr_heriyanto_skom@yahoo.comKPG SORONANGGAN beralamat di Dusun Soronanggan, Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Propinsi Yogyakarta. Seperti industri kreatif lainnya, produksi gerabah KPG SORONANGGAN tidak luput dari tuntutan inovasi, khususnya desain produk. Desain produk gerabah masih menggunakan cara tradisional, yaitu: pengerajin mengimajinasikan lalu mengaplikasikannya dalam bentuk gerabah secara satu pihak (tidak menghadirkan calon pembeli). Secara tradisional hal ini menimbulkan permasalahan waktu yang digunakan untuk meproyeksikan hingga dapat menilai harga gerabah menjadi lebih lama dan belum lagi resiko lainnya, seperti ternyata nilai minat yang rendah dari calon pembeli dan persepsi desain yang tidak sama. Perlu adanya sebuah peningkatan minat dan penumbuhan kepercayaan calon pembeli, memanfaatkan teknologi yang dapat membangun komunikasi dua arah antara calon pembeli dan pengerajin serta merencanakan keperluan olah visual, menterjemahkan apa yang ada dalam imajinasi para pengrajin ke dalam bentuk yang lebih jelas berupa gambar. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi multimedia dalam collaborative customizers desain produk gerabah mampu menjadi media perencanaan desain produk yang handal bagi KPG “SORONANGGAN” dan calon pembelinya. Teknologi multimedia dalam collaborative customizers yang berbasis aplikasi internet memungkinkan calon pembeli dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan desain produk gerabah. Pendampingan pengembangan dan pemanfaatan teknologi multimedia kepada para anggota dan pengurus KPG “SORONANGGAN” telah mampu membangun kemandirian dan meningkatkan kepercayaan diri anggota dan pengurus KPG “SORONANGGAN”. untuk mengembangkan dan mengelola collaborative customizers desain produk gerabah berbasis aplikasi internet. - Wedang Uwuh Imogiri “Si Manis” yang Menyehatkan.Nanik Dara Senjawati, Siti Hamidah, Juarini
Magister Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta
Email : darasenjawati@gmail.comTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui khasiat masing-masing bahan wedang uwuh dan menganalisis kandungan bahan fungsional wedang uwuh Imogiri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif serta pelaksanaannya dengan studi kasus. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif melalui studi pustaka dan pengujian laboratorium terhadap empat bentuk wedang uwuh produk rumah tangga Imogiri. Hasil studi pustaka menunjukkan bahwa bahan wedang uwuh bisa mengatasi berbagai macam penyakit sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa, diantara keempat bentuk wedang uwuh produk rumah tangga Imogiri, wedang uwuh yang paling tinggi aktivitas antioksidannya adalah produk Melati (kombinasi oprokan dan serbuk). Total kandungan Vitamin C dan Gula tertinggi adalah wedang uwuh oprokan Pak Suyadi. Kadar air tertinggi adalah wedang uwuh celup produksi Erisa.
jrd_02_agustus_2019
Komentar Terbaru