Jurnal Riset Daerah Vol. XIX Nomor 3 Oktober 2019
Kami menerbitkan Jurnal Riset Daerah Edisi Reguler Volume XIX, No. 3 Oktober 2019, Edisi kali ini memuat hasil-hasil riset yang cukup bervariasi sebagai berikut:
- Pembuatan Pupuk Organik dari Sedimen Mangrove untuk Pertumbuhan Selada (Lactuca Sativa L),Rukmini Aliman, Raden Heru Prasetio, Yuvita Seteyaningrum
Institut Teknologi Yogyakarta. email: rukminiwirianto@gmail.comPupuk organik merupakan salah satu sumber zat hara yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen, phosphor dan kalium. Pupuk organik sangat
bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan N, P dan K pupuk sedimen mangrove Rhizophora spp
dan Avicennia spp, mengaplikasikan pupuk sedimen mangrove untuk pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L) dan menganalisis nilai ekonomi menanam selada dengan
menggunakan pupuk sedimen mangrove.
Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT), dengan 3 ulangan. Faktor yang diuji adalah pupuk yang terbuat dari sedimen mangrove Rhizophora spp
dan Avicennia spp masing-masing berat pupuk: 0gr, 225gr, 250gr, 275gr, 300gr. Parameter yang diukur yaitu tinggi tanaman, jumlah helai daun dan berat basah.
Hasil penelitian menunjukkan kandungan unsur N, P dan K kedua pupuk sedimen mangrove Rhizophora spp dan Avicennia spp telah memenuhi persyaratan pupuk organik padat
sesuai Permentan No 70 Tahun 2011. Hasil analisis statistik Anova menunjukkan ada perbedaan nyata dari pupuk sedimen, berat pupuk dan interaksi pada keduanya dan analisis LSD
menunjukkan bahwa pupuk Rhizophora 30 gr merupakan jenis pupuk terbaik untuk pertumbuhan tinggi tanaman selada dengan pertambahan rata-rata 21,3cm, pertambahan jumlah
helai daun dengan rata-rata 11,7 dan berat basah tanaman selada dengan rata-rata 233,3gr. Nilai ekonomi menanam selada menggunakan pupuk sedimen mangrove Rhizophora berdasarkan
hasil yang terbaik yaitu dengan total biaya Rp 88.478.000,- /hektar. - Analisis Pengaruh Kemiringan dan Ketinggian Tegak Prisma terhadap Waktu Proses Kristalisasi Air Garam Laut (Studi Kasus: Air Laut Pantai Samas-Srigading-Bantul),
Raden Heru Prasetio, Chafid Fandeli, Sri Yuniyarti, (Institut Teknologi Yogyakarta), Surani Hasanati(Universitas Gadjah Mada),Edy Herianto Majlan Universiti Kebangsaan MalaysiaGaram merupakan komoditas yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat kita, bayangkan saja jika tidak ada garam akan hambar terasa hidup kita begitu kata pepatah
mengatakan. Garam tidak hanya bisa dijadikan bahan konsumsi namun garam juga bisa dikategorikan dalam bahan industri, seperti industri penyamakan kulit, pengeboran minyak
lepas pantai dan lainnya. Indonesia, pada tahun (2014 – 2019) banyak mengimpor garam dari luar negeri, di satu sisi lain telah diketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan
potensi garam laut dengan panjang pantai 99.093 Km. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai terpanjang nomor 2 (dua) di dunia.
Proses dalam membuat garam tidaklah mudah (membutuhkan waktu). Penggunaan metode untuk membuat garam dengan prisma sudah mulai dikenal oleh petani garam, akan
tetapi seberapa optimal produksi petani garam terhadap rancang bangun (design) dari prisma masih dalam batasan yang belum dipastikan komposisinya.
Sistem prisma memanfaatkan ruang atau bangunan yang digunakan untuk proses produksi atau kristalisasi air laut menjadi garam. Dimana material atau bahan prisma,
ketinggian, kemiringan, semuanya adalah merupakan faktor yang memiliki pengaruh pada kecepatan proses kristalisasi pembentukan garam.
Komposisi (design) rancang bangun kemiringan prisma menjadi penentu dalam petani mendapatkan hasil panen garam yang optimal. Oleh karena hal tersebut sudut kemiringan dan
ketinggian atap prisma dibuat sedemikian rupa sehingga menjadikan variabel bebas untuk dapat diteliti utk mendapatkan posisi dan komposisi yang optimal. Hasil dari uji coba tersebut dapat
diaplikasikan pada petani garam, dimana nantinya membantu dalam percepatan proses panen garam, dan kebutuhan akan garam di Indonesia akan dapat terpenuhi. - Analisis Pengaruh Pertumbuhan Belanja APBD, Penduduk, Investasi, dan Tingkat Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Muriyanto, SE., MABadan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul. Jalan Robert Wolter Monginsidi No. 1 Bantul 55711
Email: muryrost@gmail.comPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan belanja pemerintah
daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bantul, pertumbuhan penduduk, pertumbuhan investasi, dan tingkat inflasi terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah. Dengan diketahuinya tanda dan besaran pengaruh berbagai variabel bebas (independent variabels) terhadap variabel terikat (dependent variabel), diharapkan dapat
dipergunakan sebagai salah satu input penting dalam perumusan kebijakan pembangunan ekonomi daerah. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan
menerapkan model ekonometri regresi linier berganda dengan konstruksi Y = a + bX + cX + 1 2 dX + eX + u. Model ekonometri ini memanfaatkan data sekunder runtut waktu (time series) 3 4
dengan sampel selama 11 tahun yang ada dalam beberapa dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bantul. Hasil dan pembahasan yang diperoleh menunjukkan
bahwa pertumbuhan jumlah penduduk dan investasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan pertumbuhan belanja dalam APBD dan tingkat inflasi daerah berpengaruh
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Dari penelitian ini diketahui bahwa tanda koefisien dari semua variabel bebas, kecuali pertumbuhan belanja APBD, sudah sesuai
sebagaimana yang lazim dijelaskan dalam teori ekonomi pembangunan. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa realisasi belanja dalam APBD Kabupaten Bantul belum
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Bahkan tanda (negatif) dari koefisien variabel belanja menunjukkan kondisi yang tidak sesuai dan tidak signifikan dimana
belanja pemerintah diharapkan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. - Ekologi Pariwisata : Menuju Pariwisata yang Bertanggungjawab dan Berkelanjutan di Kabupaten Bantul, Iputu Hardani Hesti Duari
Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta
Jl. Laksda Adisucipto Km. 6, Caturtunggal Depok Sleman
HP. 0878 3229 3955, Email: iputu.hardani@gmail.comPenelitian ini sebagai salah satu penelitian lanjutan yang pernah dilakukan dengan fokus pada strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Bantul. Tujuan dari penelitian ini lebih difokuskan pada pengembangan pariwisata yang bertanggungjawab dan berkelanjutan dengan fokus pada pariwisata alam, ekowisata dan desa wisata. Metodologi yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan memberikan rekonsiliasi terhadap elemen-elemen pariwisata dan ekologi yang bertanggung jawab terutama pada sistem manajerial. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan pariwisata khususnya desa wisata bisa dicapai dengan pengembangan ekologi sehingga secara tidak langsung ekologi pariwisata membantu pengembangan desa wisata berdasarkan sumber daya alam, sosial dan dan budaya lokal dengan didukung sikap perilaku wisatawan yang aktif secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Selain itu pariwisata keberlanjutan akan berimbas secara bersamaan dalam memberikan jaminan keberlanjutan potensi pariwisata itu sendiri dan berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan ekonomi warga sekitar dengan tetap memperhatikan aspek sosial dan etika di Kabupaten Bantul itu sendiri.
- Mesin Pengaduk Adonan Padat Kapasitas 5 – 12 Kg / Proses Hasil Rekayasa Alat Tepat Guna untuk Aneka Adonan Padat.Sumantri Sri Nugroho, S.T.Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna,
Jln Kusumanegara No 168 Yogyakarta
085730318075, email: soemantri1981@gmail.com
Industri Kecil Menengah membutuhkan alternatif solusi untuk proses mengaduk adonan dengan tipe adonan berkarakter “padat” agar dapat memenuhi kebutuhan produksi berdasar permintaan pasar karena proses yang dilakukan saat ini tidak efisien dan kurang higienis. Setelah dicermati dengan seksama, faktor penyebab proses produksi tidak efisien yaitu terbatasnya kapasitas produksi dimana pencampuran/pengadukan adonan dilakukan secara manual (pencampur tenaga manusia). Alternatif solusi yang dapat di gunakan adalah penerapan rekayasa alat tepat guna untuk mengatasi permasalahan di atas. Alternatif alat tepat guna yang tepat adalah Pengaduk Adonan Model Horisontal menggunakan Shaft Ganda dilengkapi lengan pengaduk. Prinsip kerja dari Pengaduk Adonan Model Horisontal Tipe Shaft Ganda ini adalah membolak-balik adonan dengan lengan pengaduk yang terpasang pada shaft dengan arah yang berkebalikan sehingga di harapkan adonan dapat bercampur secara merata/”kalis”. Arah putaran shaft yang berkebalikan di gerakan oleh 1 set spur gear dengan spesifikasi Do : 145 mm, Z : 27, m : 5 dan dengan jarak center antar shaft adalah 135 mm. Material yang di gunakan untuk tabung Pengaduk Adonan adalah Stainless steel dengan diameter 200 mm dan panjang tabung 500 mm. Berdasarkan kalkulasi adonan yang dapat di aduk 5 sampai dengan 12 kg dengan menggunakan sumber tenaga berasal dari motor dinamo 1 Hp dan Reducer tipe 60 rasio 1:40 yang dikombinasikan dengan perbandingan pulley pada output shaft dinamo dan input shaft reducer sehingga memperoleh putaran lengan pengaduk ± 36 rpm. Untuk mencegah kebocoran pada tabung, ditambahkan oil seal yang terpasang pada seal housing dengan desain yang telah ditentukan, sedangkan untuk mempermudah operasi di lengkapi saklar handle untuk on-offmesin dan sytem unloading.
Komentar Terbaru