TEKNOLOGI TEPAT GUNA REKAYASA LIMBAH MEMBUAT TRANSFORMATOR LAS LISTRIK

Alasan penulis menggunakan judul Teknologi Tepat Guna Rekayasa Limbah karena bahan yang digunakan menggunakan seng bekas atap rumah. Pada bulan Januari 2006 penulis datang
ke tukang las untuk memesan tralis jendela rumah dengan membawa sket dan ukuran jendela. Setelah dihitung oleh tukang las tersebut diperkirakan membutuhkan 50 kg besi, sedang harga setiap kilogramnya Rp 12.000,00 jadi total harga Rp 600.000,00. Tawar menawarpun terjadi dan penulis memilih mundur tidak jadi pesan, lebih baik uang sejumlah itu untuk
membuat alat sendiri berupa transformator las listrik termasuk besinya tidak sampai seharga Rp. 600.000,00, sehingga dapat untuk membuat tralis sendiri jendela rumah maupun jendela
sekolahan. Alasan kedua untuk memberi keterampilan las siswa SMP Muhammadiyah Pleret yang kebanyakan tingkat kecerdasannya kurang-sedang berdasarkan tes IQ bulan Agustus tahun 2007, sehingga untuk KBM diperlukan kesabaran dan ketelatenan. Berdasarkan angket ekstrakurikuler siswa SMP Muhammadiyah Pleret tahun ajaran 2007/2008 kebanyakan siswa
memilih ekstrakurikuler keterampilan elektronika. Dari siswa kelas VII dan VIII yang berjumlah 130 siswa, ikut elektro 70 siswa, menjahit 30 siswa, Iqro’ 19 siswa, dan seni suara 11. Dari data tersebut penulis timbul gagasan untuk memberi keterampilan elektronika dibidang las listrik agar siswa memiliki bekal : trampil mengelas perabot dari besi sendiri.
Las Listrik ini dapat dipergunakan di sekolah dengan daya listrik PLN 1.300 VA untuk memberi keterampilan siswa pada ekstrakurikuler. Dengan keterampilan Las Listrik di SMP Muhammadiyah Pleret dapat memberi bekal keterampilan tersendiri disamping dapat menimbulkan motivasi untuk belajar ilmu-ilmu yang lain khususnya mata pelajaran fisika dan
matematika.
Komentar Terbaru