PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PENGRAJIN ENCENG GONDOK MELALUI PELATIHAN KELOMPOK KERJA MANDIRI

Beberapa daerah di Indonesiamemiliki Usaha Kecil Menengah (UKM)cukup banyak. Berbagai komoditasunggulan telah dihasilkan, seperti :kerajinan enceng gondok, batik, perak,agel, sabut kelapa, bambu dan lain sebagainya. Hampir seluruh komoditas unggulan tersebut berkualitas ekspor, memiliki potensi untuk berkembang dan berkekuatan besar untuk bertahan di kancah perekonomian nasional. Hal tersebut terbukti ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997, UKM tetap menunjukkan eksistensinya di tengah keterpurukan sektor ekonomi di negeri ini (Balance, Maret 2006). Potensi yang dimiliki UKM tersebut seharusnya diimbangi dengan perhatian dan usaha keras dari pemerintah dan para pelaku UKM. Selama ini yang dipermasalahkan pemerintah dan para pelaku UKM hanya seputar pendanaan, tanpa banyak menyentuh pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di dalamnya (Balance, Maret 2006). Padahal untuk meningkatkan produktivitasnya, UKM harus memiliki aset yang tidak kalah vital dengan masalah permodalan, yakni kualitas SDM yang merupakan salah satu faktor penting dalam upaya pengembangan usaha untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas UKM. Siagian (2002) menambahkan bahwa peningkatan produktivitas kerja merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua komponen, termasuk pemerintah dan para pelaku UKM karena berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian. Produktivitas kerja merupakan keterlibatan masukan (input), upaya dasar keahlian (proficiency) kerja, dengan keluaran (output) kinerja (performance) kerjanya (Panggabean, 2002). Rendahnya produktivitas kerja merupakan bagian dari masalah perekonomian Indonesia yang perlu mendapatkan perhatian ekstra, karena menyangkut upaya bangsa ini dalam menghadapi persaingan global dan segera keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal tersebut harus didukung oleh tenaga kerja yang produktif dan memiliki etos kerja tinggi. Indonesia perlu mengembangkan keunggulan kompetitif dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi yang didukung oleh kualitas SDM yang produktif. Oleh karena itu para pelaku UKM hendaknya berani mempersiapkan kualitas SDM yang profesional. Persiapan ini penting untuk diprioritaskan dalam rangka persaingan di era perdagangan bebas yang menuntut kualitas produksi dan kualitas SDM di lingkup usaha, terutama di sektor UKM. Selama ini Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat produktivitas kerja yang paling rendah di kawasan ASEAN (Radar Banjarmasin, 2 Oktober 2006). Hal tersebut berkaitan dengan etos kerja dan kedisiplinan yang rendah serta rendahnya semangat untuk berkompetisi. Dengan kata lain, kualitas SDM harus ditingkatkan, karena berkaitan langsung dengan produktivitas kerja. Masalah pproduktivitas memegang peranan penting dalam perkembangan sebuah usaha. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis pada tanggal 20 Mei 2006 di Gin-Gin Handycraft Sanden, menunjukkan bahwa selama ini produktivitas kerja para pengrajin enceng gondok cenderung tidak berkembang, terutama dalam lima tahun terakhir. Data terbaru menyebutkan bahwa untuk saat ini masing-masing pengrajin hanya mampu menghasilkan produk sebanyak 30 aitem per hari untuk pengrajin di bidang finishing, sedangkan untuk pengrajin di bagian anyaman rata-rata menghasilkan dua boks oval per orang setiap harinya. Padahal sebelumnya pernah mampu menghasilkan dua kali lipat dari hasil yang dicapai sekarang. Menurut penjelasan dari narasumber, hal tersebut disebabkan karena banyak dari pengrajin yang merasa jenuh dengan pekerjaannya yang monoton dan kurang peduli dengan perkembangan UKM yang menaunginya. Para pengrajin tersebut belum menyadari bahwa meningkatkan produktivitas kerja menjadi tanggungjawab seluruh komponen yang terkait dengan keberadaan UKM karena meningkatnya produktivitas kerja
berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian bersama.
Komentar Terbaru