PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PANTAI PANDANSIMO

Pariwisata merupakan salah satu produk yang dapat memberikan kontribusi dalam perekonomian bagi pembangunan
daerah khususnya dan pembangunan Indonesia pada umumnya. Sektor pariwisata di Indonesia dewasa ini tumbuh dan berkembang menjadi suatu industri yang penting dan dapat diandalkan untuk menambah devisa negara. Disebut sebagai suatu industri karena aktivitas rekreasi (pariwisata) tersebut secara ekonomi telah menciptakan permintaan yang memerlukan pasar bagi produk barang dan jasa pelayanan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yang masing-masing terpisah sama sekali, namun saling melengkapi. Pengembangan objek wisata beserta fasilitas pendukungnya tentunya
akan membawa pengaruh bagi penduduknya, khususnya mereka yang berada di sekitar lokasi. Hal ini tampak terutama di negara-negara sedang berkembang yang tentunya masyarakatnya masih memiliki pendapatan per kapita yang cukup rendah. Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa pembangunan pariwisata lebih banyak menghasilkan kerugian dalam hal sosial dan kebudayaan ketimbang pembangunan di sektor yang lainnya (de Kadt, 1979:ix). Pendapat semacam
ini muncul akibat banyak pemerintah di negara-negara sedang berkembang mengabaikan masyarakat setempat (lokal) dalam membangun objek-objek wisata, bahkan tidak jarang mereka terpaksa pindah ke tempat lain. Pembangunan pariwisata juga sering dituduh sebagai penyebab perubahan kebudayaan masyarakat lokal. Banyak tradisi dan kesenian yang semula terintegrasi ke dalam agama setempat lalu lama-kelamaan berubah dan dikemas dalam hitungan ekonomi.
Menurut Sazanami (1993), pariwisata dan kebudayaan adalah mitra yang penting dan masing-masing saling memperkuat. Namun, Sazanami juga menambahkan pembangunan pariwisata yang cepat akan dapat meningkatkan konsumsi dan melemahkan sumber daya lokal, seperti alam dan warisan budaya. Bagi bangsa Indonesia, pembangunan pariwisata dengan menyertakan masyarakat lokal bukan saja menjadi keharusan seperti yang tertuang dalam GBHN, namun juga
sesuai dengan upaya pemerintah dalam mengentas kemiskinan. Namun demikian, masih banyak aspek lain, terutama sosial dan kebudayaan, yang harus dicermati dalam kepariwisataan. Oleh karena itu, dalam mengembangkan pariwisata
hendaknya perlu memperhatikan beberapa hal, di antaranya adalah (1) peran serta masyarakat lokal dalam pengembangan objek pariwisata dan (2) dampak yang ditimbulkan atau dirasakan oleh masyarakat di sekitar lokasi
pariwisata, baik yang positif maupun yang negatif. Pariwisata sebagai suatu konsep muncul ketika aktivitas perjalanan manusia ke daerah-daerah lain untuk tujuan rekreasi tersebut menjadi kajian ilmu pengetahuan. Menentukan satu konsep pariwisata yang tepat dan universal tampaknya tidaklah mudah. Hal ini tidak lain karena banyaknya bidang atau sektor yang terlibat di dalam pariwisata, misalnya sektor ekonomi, sosial, budaya, pemerintahan/ politik, dan psikologi.
jrd2011-agustus5
Komentar Terbaru