DAMPAK INFLASI TERHADAP KETIMPANGAN PENDAPATAN DAN KEMISKINAN DI INDONESIA, 1976-2008

Pembangunan diartikan sebagai proses multidimensi yang meliputi berbagai perubahan struktur sosial, sikap masyarakat, institusi, tetap mengejar pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, dan pengentasan kemiskinan. Setiap kegiatan pembangunan ekonomi akan diikuti oleh terjadinya inflasi, namun apabila inflasi terlalu tinggi justru akan
menghambat pembangunan. Inflasi yang rendah dan stabil diperlukan dalam pembangunan ekonomi nasional. Terjadinya inflasi tinggi pada krisis ekonomi telah melemahkan daya beli masyarakat yang berpengaruh pada menurunnya kemampuan konsumsi masyarakat. Dalam struktur ekonomi yang sehat, menurut Yustika (2010), beban inflasi hampir merata menimpa seluruh penduduk, meskipun begitu penanggung terberat inflasi adalah masyarakat berpendapatan tetap dan para penganggur (yang tidak memiliki pendapatan). Lonjakan inflasi yang terlalu tinggi dan tidak diimbangi oleh
pemerataan ekonomi akan memperluas kemiskinan, bertambahnya tingkat pengangguran, dan akan mengakibatkan
penurunan kesejahteraan. Pada saat krisis moneter pada tahun 1998, inflasi tertinggi mencapai 77,63 persen. Inflasi mempunyai pengaruh yang berbeda pada pendapatan individu dalam masyarakat. Kebijakan ekonomi makro diperlukan untuk menopang kestabilan ekonomi suatu negara. Masyarakat miskin memiliki aset yang terbatas dan karena timbulnya inflasi, mereka akan membayar harga lebih tinggi sebagai pajak. Kebijakan yang harus dilakukan adalah membuat kerangka kerja kelembagaan yang lebih baik, sehingga kinerja ekonomi makro dapat mengatur inflasi yang rendah dan stabil serta dapat mengurangi ketimpangan pendapatan dan kemiskinan.
Komentar Terbaru