EVALUASI PEMBERDAYAAN JURU PEMANTAU JENTIK DALAM PEMBERANTASAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN BANTUL

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian
serta menimbulkan keresahan di masyarakat. Umumnya penyakit ini berjangkit pada anakanak terutama di kota-kota yang berpenduduk padat, tetapi dalam perkembangannya penyakit ini juga menyerang orang dewasa. Penyakit DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue, ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes. aegypti juga oleh Aedes albopictus, Nyamuk penular dengue ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat di ketinggian lebih 1 dari 1.000 meter di atas permukaan laut. Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektor utamanya, yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Cara paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dengan 3M (menguras, menutup dan mengubur). PSN harus dilaksanakan secara serentak dan terus 2 menerus oleh seluruh anggota masyarakat . Kegagalan dalam mengalahkan DBD bukan disebabkan oleh soal kelangkaan dana, jeleknya sistem pemberantasan, atau lemahnya layanan kesehatan, melainkan karena masyarakat sendiri belum diberdayakan, dan belum tergugah untuk berpartisi- 3 pasi bersama-sama melawan DBD. Saat ini Pemerintah Kabupaten Bantul sedang melakukan langkah inovasi yaitu dengan melaksanakan kegiatan Penanggulangan DBD melalui kegiatan Pemberdayaan Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Langkah inovasi ini diambil karena latar belakang kesadaran masyarakat di Kabupaten Bantul untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
terutama PSN masih rendah, bahkan dalam melaksanakan PSN, masyarakat masih memerlukan pemantauan dan pengendalian agar bisa berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana peran Jumantik dalam Pemantauan Jentik Berkala dan penggerakan masyarakat dalam PSN DBD.
Komentar Terbaru