BATIK BANTUL DI SENTRA BATIK GIRILOYO DAN WIJIREJO BANTUL
Bantul bersamaan dengan berdirinya makam raja-raja Mataram di Imogiri pada abad ke 16. Seiring dengan berdirinya
makam untuk raja-raja kraton Yogyakarta tersebut interaksi masyarakat dengan pihak kraton terjadi. Semasa kerajaan
Mataram, Bantul dikenal dengan sebutan ”Lipuro” yang termasuk salah satu wilayah dalam kekuasaan kerajaan Mataram
Islam. Letak sebagian kerajaan Mataram Islam khususnya Pleret dan Kotagede secara administrasi sekarang masuk wilayah Kabupaten Bantul. Sehingga budaya di wilayah Bantul masih sama dengan budaya kraton Yogyakarta, salah satunya adalah seni batik. Untuk mengetahui perjalanan dan motif batik Bantul yang memiliki ciri khas dan pernah mencapai masa kejayaannya tentu tidak terlepas dari struktur sosial masyarakat penyangga dan pengaruh dari luar masyarakat pengrajin batik di sentra batik Giriloyo dan Wijirejo Bantul. Motif yang menjadi ciri khas batik di Kabupaten Bantul harus tetap dipertahankan dan dijaga kelestariannya, agar tidak diakui oleh negara lain yang akan merugikan masyarakat batik terutama di sentra batik Giriloyo dan Wijirejo Bantul. Terkait dengan hal tersebut, maka harus dilakukan kajian terhadapnya secara ilmiah melalui kegiatan penelitian untuk menghasilkan motif-motif baru dengan teknik riningan.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan tahap II, dimana pada penelitian tahap I telah berhasil dilakukan pengembangan dari motif-motif batik asli Bantul. Dalam penelitian tahap I motifmotif baru tersebut dibuat prototype
berukuran 40×40 cm yang diwujudkan pada kain primissim dengan teknik batik tulis dan penajamannya dengan
menggunakan teknik riningan yang membedakan dengan motif batik sebelumnya. Motif-motif baru yang tercipta dalam penelitian tahap II ini akan diurai dan diambil motif utamanya untuk dibuatkan cap batik. Dengan tujuan agar para pengrajin lebih mudah membuat motif utama pada batiknya dan tinggal membuat teknik riningan sehingga batik yang diproduksi bisa cepat dengan hasil yang lebih baik dan halus. Teknik batik cap sangat membantu dalam proses produksi batik, dimana akan mempercepat produksi dengan hasil batik yang halus karena setelah dicap tetap akan dilakukan teknik batik tulis yaitu membuat batik dengan memberi isenisen atau teknik riningan. Selain itu teknik riningan akan membuat batik yang bermotif besar/kasar terlihat lebih rapi. Karena isen-isen akan mengisi ruangruang kosong menjadi lebih hidup dan juga bisa dilakukan setelah cantingan dilorod diulang kembali dengan treknik riningan/cecek. Sehingga kesan batik cap
akan tidak terlihat dan hasil batikannya lebih menyerupai batik tulis. Dengan harapan harga produk batik akan lebih
meningkat yang berdampak pada peningkatan kehidupan ekonomi pengrajin batik.
Komentar Terbaru