STRATEGI OPTIMALISASI POTENSI BUAH KELAPA DI KABUPATEN BANTUL BERBASIS ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN ANCAMAN (SWOT)
Kabupaten Bantul merupakan daerah yang terletak di wilayah paling selatan dari propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang langsung berbatasan dengan pantai selatan Jawa. Apabila dilihat dari bentang alamnya wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan dengan curah hujan rata-rata berkisar 213,51 mm. Kondisi geografis Kabupaten Bantul yang seperti ini merupakan daerah yang cocok bagi pertumbuhan tanaman kelapa. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Bantul tahun 2012 sampai posisi bulan September 2012 diketahui bahwa jumlah produksi buah kelapa di Kabupaten Bantul mencapai 85.925,51 ku dari areal tanam seluas 10.563,45 Hektar. Sedangkan dari data 2011 produksi kelapa Terbesar di Kabupaten Bantul disuplai oleh Kecamatan Pandak dan Kecamatan Sanden dengan rata-rata produktifitas kelapa Kabupaten Bantul mencapai 15,78 kuintal/hektar yang menunjukkan angka produktifitas yang tinggi. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa Kabupaten Bantul merupakan daerah produsen kelapa yang sangat potensial. Buah kelapa merupakan buah yang sangat kaya akan manfaat. Daging buahnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan minyak kelapa, srundeng, santan, dan kopra, serta merupakan bahan baku utama dari geplak sebagai makanan khas Bantul. Selain itu air kelapa juga merupakan bahan baku utama untuk pembuatan nata de coco maupun minuman segar lainnya. Sedangkan dari kulit maupun tempurungnya bisa diolah menjadi sumber kerajinan seperti keset, kerajinan nyamplung, kerajinan bathok serta bunga hias. Maka tidaklah heran apabila dengan potensi kelapanya tersebut Kabupaten Bantul mampu menumbuhkan usaha ekonomi lainnya berbasis pada olahan buah kelapa saja. Namun demikian, kenyataan melimpahnya jumlah produksi kelapa di Bantul tidak menjamin bahwa setiap Usaha Kecil Menengah (UKM) di Bantul yang memerlukan kelapa memperoleh suplai bahan baku kelapa dengan lancar. Banyak kelapa yang lari ke luar daerah sehingga menyebabkan suplai kebutuhan kelapa di daerah sendiri justru kekurangan sehingga perlu mendatangkan kelapa dari daerah lain seperti dari Kulon Progo maupun Purworejo, Jawa Tengah. Selain itu banyaknya UKM yang berbasis pada olahan buah kelapa ternyata masih saling berdiri sendiri. UKM Geplak hanya memerlukan daging buahnya sehingga air kelapa dibuang serta tidak dimanfaatkan. Pada sisi yang lain UKM Nata De Coco hanya memerlukan air kelapanya saja sehingga kebingungan manakala harus mengolah daging buahnya. Kondisi ini juga yang dialami oleh UKM minyak kelapa maupun gula kelapa.
2012rddesember4
Komentar Terbaru