PENCIPTAAN ALAT PANJAT POHON KELAPA
Pemetikan atau pemanenan buah kelapa biasanya dilakukan dengan interval waktu antara 1 – 2 bulan. Di pulau Jawa, rotasi pemetikan biasanya dilakukan setiap satu bulan karena tenaga kerja tersedia cukup banyak, dengan ongkos yang relatif murah. Di luar Pulau Jawa, rotasi pemetikan buah dilakukan setiap dua bulan. Jika rotasi pemetikan dilakukan lebih dari dua bulan, kemungkinan besar sudah banyak buah kelapa yang jatuh ke tanah. Buahbuah yang jatuh ini biasanya sebagian akan hilang (tersembunyi di rerumputan di bawah pohon kelapa), sebagian sudah mulai tumbuh lagi, dan
sebagian hilang dicuri orang. Di samping itu, pembersihan tajuk daun sudah terlambat. Sebaliknya jika rotasi pemetikan dilakukan kurang dari satu bulan, efisiensi tenaga kerja berkurang karena buah-buah kelapa yang benarbenar masak baru sedikit. Cara pemetikan buah kelapa sangat tergantung pada ketinggian letak buah kelapa. Pada tahun-tahun pertama, pemetikan buah kelapa biasanya cukup dilakukan dengan menggunakan tangan secara langsung tanpa memanjat pohonnya. Jika sudah agak tinggi dan sulit dijangkau dengan tangan secara langsung, pemetikan biasanya dilakukan dengan sabit atau arit. Jika sudah lebih tinggi lagi (lebih dari 2 meter di atas permukaan tanah) dan sulit dijangkau dengan tangan maupun sabit, pemetikan harus dilakukan dengan memanjat pohon tersebut, kemudian janjang buah dipotong
dengan menggunakan sabit atau arit yang tajam agar buah-buahnya mudah jatuh dan terlepas dari tangkainya. Untuk memudahkan pemanjatan, pada batang kelapa dibuat kowakan atau tataran dengan jarak 0,5 meter. Lukaluka bekas kowakan atau tataran ini harus sering dibersihkan supaya tidak membusuk sehingga batang kelapa tidak lekas menjadi keropos atau menjadi sarang hama kwangwung. Pemetikan buah kelapa juga dapat dilakukan dengan menggunakan
galah bambu sebagai penjolok. Biasanya pada ujung bambu tersebut dikaitkan sabit atau arit yang tajam, untuk
menggaet pangkal janjangan buah kelapa. Pemetikan dengan cara ini biasanya dilakukan pada pohon kelapa yang masih muda dengan batang yang tidak terlalu tinggi. Di beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan, pemetikan buah kelapa dilakukan oleh kera yang sudah terlatih. Kera tersebut diperintahkan untuk memanjat pohon kelapa dan memetik buah yang sudah masak. Dengan mengamati kondisi tersebutdi atas dapat ditarik beberapa permasalahan yang harus dicari solusinya. Masalah yang paling utama adalah bagaimana melakukan pemetikan buah kelapa yang pohonnya sangat
tinggi tanpa membuat tataran/ kowakan sehingga pohon yang dipanjat tidak mengalami kerusakan.
Komentar Terbaru