Perbukitan Parangtritis Merupakan Area Evakuasi Vertikal Terhadap Ancaman Tsunami

Gempa bumi Aceh 11 April 2012 menjadi pengingat akan gempabumi dan tsunami dahsyat yang melanda tahun 2004. Dalam kejadian terakhir ini masyarakat terlihat panik dalam melakukan evakuasi karena tidak tersedia tempat evakuasi yang jelas, sehingga pergerakan masyarakat menjadi tidak terkendali dan menimbulkan kemacetan parah. Sistem peringatan dini hanya berfungsi secara terbatas di instansi penerbit peringatan dini dan diteruskan ke stasiun
televisi serta pejabat pemerintah. Peringatan dini belum sampai kepada masyarakat dengan cepat dan tepat, dan masyarakat juga tampak belum memiliki kapasitas untuk merespons dengan benar saat menerima perintah evakuasi. Gempa bumi yang berpotensi membangkitkan tsunami perlu diberi perhatian khusus, karena hampir seluruh Indonesia rawan ancaman ini. Wilayah Kepulauan Indonesia terletak pada zona perbatasan empat lempeng besar, yaitu:
lempeng Eurasia, Lempeng India dan Australia, dan Lempeng Pasifik. Selain deformasi pada batas lempeng, pergerakan tektonik lempeng bumi ini menyebabkan pembentukan banyak patahanpatahan aktif baik di wilayah daratan maupun di dasar laut. Batas lempeng dan patahan-patahan aktif inilah yang menjadi sumber dari gempa gempa bumi tektonik. Menyadari tingginya tingkat kerawanan dan kerentanan terhadap tsunami, Indonesia telah berinisiatif meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi tsunami dengan membangun Ina-TEWS (Indonesia Tsunami Ealrly Warning System) yang diprakarsai oleh Kemenko Kesra, Kementerian Ristek, BMKG, BPPT, BIG (dulu Bakosurtanal) dan berbagai instansi terkait lainnya dan dibantu berbagai negara sahabat.
Ina TEWS ini telah diresmikan penggunaannya oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 11 September 2011 dengan pusatnya di BMKG. Disamping untuk memberikan peringatan tsunami di Indonesia, Ina-TEWS juga melayani negara-negara di kawasan pantai Lautan Hindia. Kementerian Ristek, BPPT, Kemen PU dan ITB pada tahun 2009 juga telah melakukan studi kajian risiko dan masukan tentang pembangunan bangunan evakuasi masyarakat untuk bahaya tsunami.
Hasil riset ini dijadikan salah satu referensi dalam penyusunan skenario dan rencana aksi antisipasi bahaya gempabumi dan tsunami di Indonesia selaras dengan program RPJMN 2009-2014, khususnya Prioritas Nomor 9 tentang Kesiapsiagaan Menghadapi Bahaya Tsunami. Desa Parangtritis berbatasan langsung
dengan Samudera Indonesia. Parangtritis di sebelah timur berbatasan dengan perbukitan Desa Seloharjo Kecamatan Pundong dan Perbukitan Selatan Kabupaten Bantul. Pantai Parangtritis di huni sebanyak 7.762 kk atau 30.834 jiwa, dengan 55,8% atau 17.215 jiwa penduduk pengandalkan kehidupan di sektor
pertanian. Tsunami di Pantai Parantritis dapat terjadi akibat bergeseran dan tumbukan patahan lempeng bumi yang lokasi jaraknya kurang lebih 225 km sebelah selatan pantai Parangtritis. Sebagai upaya pengurangan risiko bencana gelombang tsunami di Desa Parangtritis , dapat memanfaatkan perbukitan Benteng (Bukit Makam Syekh Bela-Belu) yang terletak di ujung barat laut Dusun Pemancingan, kurang lebih 1 km dari Pantai Parangtritis dan Bukit Sentana (Bukit Makam Syekh Maulana Mahgribi) terletak di sebelah barat Pesanggrahan Parangtritis , dengan jarak lebih kurang 300 m.
Komentar Terbaru