Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bantul

Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima daerah kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang berada 0 ‘ ” 0 ‘ pada posisi 110 12 34 sampai 110 31 ” 0 ‘ ” 08 Bujur Timur dan antara 7 44 04 0 ‘ ” sampai 8 00 27 Lintang Selatan. Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan yang terbagi dalam 75 desa/kelurahan dan 934 pedukuhan/ dusun. Kabupaten Bantul ini berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia di sebelah selatan, Kabupaten Kulon Progo di sebelah barat, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta di sebelah utara, serta berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul di sebelah timur.
2 Dengan luas wilayah 506,850 km dan jumlah penduduk 913.312 jiwa, Kabupaten Bantul menyimpan berbagai potensi dan masalah. Hal ini berkaitan erat dengan pertumbuhan dan dinamika penduduk yang terjadi di kabupaten ini. Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat berdampak pula terhadap peningkatan jumlah konsumsi. Hal ini tentu saja meningkatkan jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya, terutama sampah sektor rumah tangga. Peningkatan volume sampah ini dikarenakan perubahan gaya hidup masyarakat seiring dengan meningkatnya jumlah pendapatan/ tingkat perekonomian sehingga berubah pula pola konsumsinya. Semakin modern masyarakat dan semakin majunya industri maka sampah tidak hanya meningkat secara volumenya, tetapi juga jenisnya. Secara garis besar sampah terdiri atas dua kelompok, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Salah satu permasalahan yang timbul adalah sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas penduduk di dalamnya. Tidak hanya dari segi jumlah, namun dari
segi karakteristik sampah yang dihasilkan juga semakin beragam jenisnya. Hal ini tentu menimbulkan permasalahan serius apabila tidak diperhatikan oleh Pemerintah Daerah, mengingat total timbulan sampah tahun 2013 sebesar 2.283,28 3 m /hari, dimana jumlah ini meningkat dibanding tahun 2012 yang berjumlah 3 2544,67 m /hari. Kondisi letak geografis di atas, memungkinkan pula permasalahan sampah yang ada di Kabupaten Bantul tidak saja berasal dari wilayah ini sendiri, namun berkaitan erat pula dengan wilayah lain yang berbatasan langsung. Berbagai permasalahan sampah yang muncul antara lain semakin banyaknya tumpukan sampah ilegal di pinggir jalan dan di sungai-sungai (selokan-selokan), semakin pendeknya umur pakai TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Piyungan, serta kurangnya kesadaran warga masyarakat dalam mengelola sampah, khususnya sampah rumah tangga yang
menyumbang paling banyak jumlah sampah yang dibuang ke TPA Piyungan.
Komentar Terbaru