KOMPOR ORGEN (Organic Garbage Energy) HEMAT DAN RAMAH LINGKUNGAN

Kebutuhan energi dari bahan bakar minyak bumi (BBM) diberbagai dunia dalam tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang signifikan. Tidak hanya pada negara-negara maju, tetapi juga negara berkembang seperti Indonesia. Kesadaran untuk mengantisipasi terjadinya krisis bahan bakar minyak bumi (BBM) pada masa yang akan datang telah banyak dilakukan pada berbagai macam riset terutama tentang bahan bakar nabati (BBN) yaitu bioetanol dan lain sebagainya [9].
Alternatif bahan bakar minyak bumi dewasa ini telah banyak dilakukan. Selain bioetanol, pemanfaatan lainnya adalah sampah. Sampah telah menjadi bagian dari kehidupan manusia mulai dari tingkat perorangan, rumah tangga, pemerintah daerah, nasional, bahkan global. Sampah bila tidak dikelola dengan baik, maka akan menjadi masalah. Masalah-masalah tersebut antara lain adalah tempat menjadi kotor tidak sedap dipandang mata, bau busuk, dapat menimbulkan penyakit karena hewan-hewan yang hinggap pada sampah tersebut membawa penyakit yang ditularkan pada manusia, tempat sampah yang terbatas, pencemaran air, udara, tanah dan sebagainya. Pengelolaan sampah tersebut antara lain dengan cara dibakar, diangkut ke tempat yang jauh dari permukiman seperti tempat pembuangan akhir sampah, di daur ulang dan lain-lain [11].
Ada banyak macam sampah antara lain sampah plastik, sampah kaca, sampah besi, sampah daun, sampah kayu dan lain-lain. Apabila dikelompokkan sampah dapat dibagi menjadi dua, yakni sampah organik dan sampah non organik. Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari makluk hidup (biologi), sedangkan sampah non organik merupakan sampah yang berasal dari bukan makluk hidup. Penulis tertarik untuk meneliti sampah organik karena pada kondisi nyata sampah ini ada disekitar kita [3].
Sampah organik, telah banyak penelitian yang dilakukan namun dalam prakteknya masih sedikit yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti misalnya pemanfaatan briket sampah maupun briket arang sampah [2].
Hal ini terkendala antara lain pada kesulitan penyalaan briket sampah dan kompor yang tidak adaptif. Kompor briket yang sudah ada di pasaran masih kurang diminati oleh masyarakat karena terdapat beberapa kekurangan, salah satunya adalah belum adanya tempat khusus untuk memasukkan bahan bakar dan tempat untuk menampung abu sisa pembakaran. Tidak tersedianya sistem pembuangan menyebabkan sisa abu pembakaran tetap berada di atas briket, sehingga nyala api menjadi kecil dan berwarna merah. Hal ini menyebabkan efisiensi kompor menjadi rendah [1].
Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan kreatifitas untuk optimalisasi pemanfaatan briket sampah dan kompor adaptif, yakni dengan pemanfaatan limbah lilin dan rancangan kompor Orgen (Organic Garbage Energy). Inovasi dan kreatifitas ini akan memberikan dua keuntungan sekaligus, (1) dapat mengatasi masalah sampah, dan (2) memberikan solusi penemuan energi alternatif.
Komentar Terbaru