IMPLEMENTASI PROGRAM IPTEK BAGI PRODUK EKSPOR (IbPE) KERAJINAN BERBAHAN VINYL DAN SERAT ALAM DI TRIMULYO JETIS, DAN SABDODADI BANTUL, BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA -INDONESIA (TAHUN KEDUA)
Produk kerajinan UKM Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terus mengalami peningkatan yang signifikan dalam 5 tahun terakhir. Hal ini nampaknya tidak terlepas dari peran pemerintah dalam mendorong para UKM kerajinan khususnya yang berorientasi ekspor. Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan IbPE tahun kedua ini adalah difokuskan pada peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi, aspek sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran pada dua UKM yang menjadi mitra dalam implementasi Program IbPE ini yakni: UKM I “Raffal Craft” dan UKM 2 ““Syifa HandiCraft”.
Metode pelaksanakan dilakukan dengan; (1) persiapan lapangan dan koordinasi dengan mitra untuk pelaksanaan program kerja; (3) pelatihan dan pemberdayaan, (4) pembenahan lay out produksi, (5) pemberian stimuli peralatan, (6) pameran dalam negeri dan luar negeri, (7) pengembangan website, brosur dan catalog. Hasilnya disimpulkan secara umum bahwa UKM mitra masih memerlukan dukungan dan peran aktif dari pemerintah dan perguruan tinggi serta stakeholders lain untuk terus bersinergi dalam melakukan program inkubasi bisnis dan teknologi bagi mereka baik melalui program ibPE maupun program pemberdayaan lain.
Seperti diketahui bahwa volume ekspor kerajinan dari Bantul yang berhasil dihimpun hingga 2013 mencapai 5.970.925 kilogram dengan nilai transaksi 53.350.443 dolar AS (http://www.antarayogya.com/berita/326064/bantul-perluas-ekspor-kerajinan-ke-asia, 2014). Hal ini menunjukkan adanya kenaikan transaksi dibandingkan pada tahun 2011, karena data sampai dengan Januari 2013, realisasi ekspor sudah melampaui eskpor selama 2011 sebesar 42 juta dolar AS (www.metronews.com, 2013). Peningkatan ini nampaknya tidak terlepas dari peran pemerintah dalam mendorong Usaha Kecil Menengah (UKM) khususnya kerajinan dan mengalokasikan dana yang besar untuk memperbaiki kualitas produk-produk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berorientasi ekspor. Dengan stimulan dana tersebut untuk perbaikan sarana produksi dan kualitas produk UKM diharapkan relatif meningkat sehingga penjualan ekspor bisa terus meningkat (www.antaranews.com, 2013). Pemerintah Kabupaten Bantul juga terus meningkatkan keahlian baik SDM dan pemasaran melalui pelatihan-pelatihan ekspor yang dilaksanakan secara regular.
Berdasarkan pengamatan tim dilapangan, identifikasi permasalahan umum yang sering dihadapi ada tiga yakni: (1) kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan, (2) kompetensi dari sumber daya manusia dan (3) lemahnya keahlian pemasaran yang dimiliki oleh UKM.
Oleh karena itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam program Iptek bagi Produk Ekspor (IbPE) dalam tahun kedua ini difokuskan pada solusi untuk memecahkan masalah tersebut khususnya untuk dua UKM mitra yang dalam implementasi program IbPE yakni UKM “Raffal Craft” dan UKM “Syifa Handicraft”. Keduanya merupakan UKM yang menghasilkan produk vinyl dan serat alam yang berorientasi ekspor. Dua UKM ini dalam tahun kedua diharapkan bisa ikut memberikan sumbangan dalam mendorong dan meningkatkan realisasi ekspor industri kerajinan di Kabupaten Bantul, sebagaimana diketahui bahwa Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Bantul berkomitmen untuk terus berupaya mempertahankan keberadaan perajin kecil yang berorientasi ekspor. Selain memproduksi barang-barang yang dihasilkan perajin, industri kerajinan harus ramah lingkungan dan menyerap tenaga kerja yang sebagian besar dari warga Kabupaten Bantul.
12-04-2015-PublikasiIbPe
Komentar Terbaru