Studi Pirolisis Sampah Ban Untuk Produksi Bahan Bakar Minyak Alternatif Bagi Industri Kecil dan Menengah

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus menggeliat beberapa tahun terakhir ini semakin meningkatkan mobilitas orang dan barang. Sebagai konsekuensinya, dibutuhkan semakin banyak moda transportasi khususnya transportasi darat yaitu kendaraan bermotor seperti mobil penumpang, truk, bus dan sepeda motor. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor khususnya di wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) termasuk di dalamnya wilayah Kabupaten Bantul seperti ditunjukkan pada tabel 1. Berdasarkan data dari Ditjen Hubdat (2013, 2014) tersebut, petumbuhan rata-rata kendaraan bermotor selama kurun waktu 2009-2013 mencapai hampir 11% dengan jumlah dan pertumbuhan terbesar ada pada sepeda motor yang mencapai hampir 12%.
Sebagai dampaknya, akan semakin banyak limbah ban bekas yang dihasilkan dari moda transportasi jenis tersebut. Dengan umur pakai ban rata-rata 5 tahun, maka dapat diperkirakan ada jutaan ban bekas terbuang dan berpotensi mengganggu lingkungan. Ban-ban bekas ini akan mencemari lingkungan sekitarnya dikarenakan ban bekas tidak dapat terurai dengan mudah apabila hanya dibiarkan begitu saja.
Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha untuk dapat mengubah limbah ban bekas menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Ban berbahan dasar karet, merupakan salah satu jenis polimer sintetis polistiren (polystirene). Polistiren tidak dapat dengan mudah didaur ulang sehingga pengolahan limbah polistiren harus dilakukan secara benar agar tidak merugikan lingkungan (Reska & Martini, 2009).
Di sisi lain, menipisnya cadangan bahan bakar fosil menjadi persoalan tersendiri terkait dengan penyediaan kebutuhan energi bagi industri dan masyarakat. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil setidaknya memiliki tiga ancaman serius, yakni : (1) menipisnya cadangan minyak bumi yang diketahui, (2) kenaikan / ketidakstabilan harga akibat laju pemintaan yang lebih besar dari produksi minyak, dan (3) polusi gas rumah kaca (terutama CO2 saat ini disebut sebagai yang tertinggi). Hal ini menimbulkan ancaman serius bagi kehidupan mahluk hidup di muka bumi. Oleh karena itu, pengembangan dan implementasi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Penggunaan energi yang masih didominasi oleh bahan bakar fossil lambat laun harus dikurangi dan secara bertahap digantikan dengan energi baru dan terbarukan (Sulistiawati, 2016).
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menciptakan energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan yaitu mengkonversi sampah ban bekas menjadi bahan bakar minyak (BBM) menggunakan konsep pirolisis. Pirolisis adalah proses yang digunakan untuk mendapatkan kembali energi yang terkandung di dalam material ban dengan melibatkan proses dekomposisi pada suhu tinggi (300-900ÂșC) pada kondisi tanpa oksigen (Islam dkk., 2008). Tiga produk diperoleh dari proses pirolisis ini yaitu cair, arang padat, dan gas. Pirolisis sampah ban telah mendapatkan perhatian yang serius karena dapat menghasilkan bahan bakar cair yang dapat disimpan dengan mudah dan efisien.
Penelitian pirolisis ban bekas menjadi BBM telah dilakukan banyak peneliti (Islam dkk., 2013; Ayanoglu & Yumrutas, 2016) untuk mendapatkan hasil yang optimal. Berbagai tipe reaktor telah digunakan diantaranya yaitu fixed bed, moving bed, rotary kiln dan fluidized bed. BBM hasil pirolisis ban juga telah dilakukan pengujian pada mesin diesel dan memberikan hasil yang cukup baik (Wang dkk., 2016; Ilkilic & Aydin, 2011; Frigo dkk., 2014).
Pada penelitian kali ini tipe reaktor yang digunakan adalah rotary kiln, dimana rotary kiln merupakan tabung horisontal tubular dengan material yang digerakkan dengan kecepatan tertentu. Gerak partikel material di dalam rotary kiln terkonsentrasi pada dinding kiln dalam lapisan pasif. Lapisan ini akan mencapai bagian permukaan dimana lapisan bergeser ke bawah dalam lapisan aktif. Proses berulang ini menyebabkan partikel bergerak ke arah aksial setiap kali bergerak ke lapisan aktif. Proses ini menjadi dasar bagi permodelan gerak partikel di rotary kiln pada arah aksial (Qiram dkk., 2015).
Penggunaan teknologi pirolisis rotary kiln diharapkan menghasilkan minyak dengan karakteristik sesuai yang diharapkan. Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh suhu, jenis limbah ban dan katalis terhadap distribusi produk, viskositas dan densitas minyak hasil pirolisis. Penggunaan katalis zeolit alam menjadi alternatif untuk menurunkan biaya katalis dan telah digunakan untuk proses pirolisis limbah lainnya seperti sampah plastik (Syamsiro dkk., 2014a). Harapan dari penelitian ini adalah menghasilkan minyak yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif demi memenuhi kebutuhan industri kecil dan menengah yang ada di wilayah Kabupaten Bantul dan sekitarnya.
Komentar Terbaru