PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN SEMI-INDIVIDUAL
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang ditandai dengan peningkatan standar nilai kelulusan dari tahun-ke-tahun, tugas guru tidak semakin ringan, apalagi lagi guru matematika. Sebab dalam kenyataan sebagian besar anak yang gagal dalam menempuh ujian disebabkan nilai matematika tidak dapat mencapai standar minimal yang ditentukan.
Kendala yang dihadapi oleh sebagian besar guru matematika adalah suasana kelas dengan kecerdasan siswa yang heterogen, sehingga jika diberi pelayanan yang sama ternyata anak yang kecerdasannya cukup tinggi tidak dapat mencapai hasil yang optimal karena pelajaran terlalu lambat dan kurang menantang. Sebaliknya anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik karena mereka memerlukan waktu yang lebih lama dalam memahami pelajaran. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan pembelajaran yang dapat memberi pelayanan bagi semua siswa sesuai dengan kebutuhannya. Untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.Untuk itu diperlukan pembelajaran yang efektif.
Karena salah satu peran guru adalah sebagai fasilitator, maka guru harus dapat membantu anak didik dalam mengatasi kesulitan belajar. Agar pembelajaran efektif, guru harus menyadari bahwa biasanya siswa dalam satu kelas mempunyai keberagaman tingkat kecerdasan, maka kegiatan pembelajaran harus dirancang agar cocok bagi setiap siswa.Guru juga harus memberikan pelayanan pada anak didik sesuai dengan kebutuhan masing masing.
Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran berpusat pada siswa (student- centered), yaitu kegiatan pembelajaran yang berfokus pada siswa. Siswa sebagai subyek pembelajaran dan guru memperhatikan perbedaan kecepatan pembelajaran pada setiap siswa, (Depdiknas, 2002).
Tetapi karena keadaan kelas yang heterogen, yaitu sebuah kelas yang memiliki siswa dengan tingkat kecedasan yang berbeda-beda, guru sulit memilih metode yang tepat, sebab anak yang memiliki tingkat kecerdasan berbeda biasanya membutuhkan perlakuan yang berbeda.
Evertson dalam (Woolfolk A E dan Nicolich, 1984), mengemukakan bahwa agar pembelajaran pada anak-anak dengan kecerdasan rendah dapat berhasil maka membutuhkan waktu lama.Sedangkan menurut Stallings harus dalam suasana yang mendukung (penuh kasih sayang). Pada anak dengan kecerdasan yang tinggi lebih efektif jika diberi pertanyaan pertanyaan tingkat tinggi dan diskusi. Selain masalah diatas, guru juga harus dapat membangun interaksi yang efektif antara guru dengan murid, yaitu interaksi yang tidak terbatas pada penyampaian mata pelajaran, tetapi semestinya guru juga harus mengetahui permasalahan anak yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Interaksi semacam ini dapat terjadi pada sekolah dengan jumlah siswa yang tidak telalu banyak dalam setiap rombongan belajar (small group) (Barnes, 1977).
Pembelajaran Semi-Individual adalah pembelajaran yang berusaha mengoptimalkan kompetensi pada kelas yang heterogen. Dalam pembelajaran ini fakta, konsep, prinsip dan skill dipelajari secara klasikal, kemudian diaplikasikan dalam kelompok yang disusun sesuai dengan tingkat kecerdasan anak, maka melalui pembelajaran “semi – individual ” diharapkan dapat merespon siswa yang memiliki kecerdasan tinggi maupun siswa yang memiliki kecerdasan rendah. Penerapan pembelajaran semi individual dilaksanakan agar dapat meningkatkan kemampuan siswa yang b e r k emamp u a n r e n d a h t a n p a menghambat perkembangan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi. Hal ini disebabkan karena dengan pembelajaran semi individual siswa akan mengerjakan soal secara bertahap sesuai dengan kemampuan. Anak yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi akan merasa tertantang mengerjakan soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi, sedangkan anak yang mempunyai tingkat kecerdasan rendah tidak putus asa mengerjakan soal karena soal-soal yang dihadapi tingkat ke c e rda s annya s edang/ r endah sehingga masih bisa dikerjakan. Selain
itu, kelompok siswa yang mempunyai kemampuan sejajar akan lebih dapat bersinergi dalam menyelesaikan soal yang dihadapi sehingga suasana belajar lebih menggairahkan.empat_apr
Komentar Terbaru