TINGKAT KEBUGARAN AEROBIK PEMAIN SEPAK BOLA ANGGOTA SEKOLAH SEPAK BOLA BATURETNO
Kualitas dan tuntutan permainan sepak bola modern memerlukan kebutuhan fisik, teknik, dan taktik yang p r i m a . P e m a i n s e p a k b o l a dikembangkan secara sistematis dengan pola pelatihan yang sistematis pula. Menurut Soewarno dkk (2002:3-4), program pengembangan pesepakbola usia dini terdiri dari 3 fase. Fase pertama adalah usia 5-8 tahun, fase kedua usia 9-12 tahun, dan fase ketiga usia 13-17 tahun. Fase 5-8 tahun adalah fase kegembiraan, karena itu semua latihan dan permainan direncanakan secara sederhana menyangkut unsur-unsur kegiatan yang menggembirakan. Pada fase 9-12 tahun pemain berlatih unsurunsur teknik dasar dan diusahakan dapat diterapkan dalam bermain secara benar. Penguasaan teknik dasar yang b e n a r a k a n me n j a d i d a s a r pengembangan taktik pada masa yang akan datang, meskipun taktik tidak dilatihkan pada masa ini. Pada fase ketiga usia 13-17 tahun dituntut adanya penguasaan dan peningkatan unsur taktik dan fisik dasar pemain. Penampilan pemain sangat ditentukan oleh kualitas fisik dan keterampilan pemain. Dengan melihat ketiga fase di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masingmasing fase mempunyai penekanan tertentu sesuai dengan perkembangan dan usia anak latih. Untuk dasar pengembangan fisik, maka seorang pelatih bisa secara optimal mulai melatihnya sejak fase usia 13-17 tahun. Perlu kiranya dilihat tingkat kemampua fisik dasar yang dipunyai oleh para calon pemain sepak bola pada fase usia 13-17 tahun. Dalam permainan sepak bola kebugaran aerobik merupakan kebutuhan awal yang mendasar. Dalam piramida latihan sistem energi aerobik merupakan landasan untuk latihanĀ energi anaerobik dan kecepatan (Sukadiyanto, 2005:116), sehingga dalam permainan sepak bola salah satu komponen fisik dasar tersebut adalah
kebugaran aerobik.kebugaran-aerobik-anggota-sekolah-sepak-bola5
Komentar Terbaru